Kegagalan Dakwah
Oleh : Ust. Agus Pranamulia
Dengan munculnya berbagai anomali keberagaman seperti : ekspresi keagamaan yang menyimpang, aliran sesat dan keanehan lainnya yang berkembang di masyarakat, menunjukan kepada kita bahwa dakwah yang selama ini para ulama lakukan diambang kegagalan. Kegagalan tersebut disebabkan oleh faktor dari dalam maupun dari luar. Karena itu maka perlu segera dilakukan strategi-strategi baru yang lebih cerdas dalam berdakwah.
Kesadaran mengenai kegagalan ini kami rasakan sekali ketika ikut menghadiri sidang aliran sesat 'Siliwangi-Panjalu' yang dikomandani Romo Agus. Peristiwa ini mengiringi kejadian 'pengakuan Imam Mahdi' di Cisarua, Bogor. Problem kemasyarakatan lain yang lebih menakutkan adalah meningkatnya korban narkoba dan miras, perzinahan, tawuran pelajar, tawuran antar kampung dan praktek renten (bunga). Sudah saatnya Ulama dalam berbagai level meninggalkan 'elitis' nya sekaligus arogansi dan kesombongan keilmuwannnya yang menghijab dirinya dengan Allah SWT dan interaksinya dengan masyarakat luas.
Gagasan pensertifikasian ulama termasuk kurikulum itu menurut saya sangat diperlukan. Hanya saja munculnya ide ini bukan dari pihak BNPT atau Densus atau Pemerintah apalagi yang anti terhadap Islam. Karena faktanya telah terjadi degradasi ulama atau penurunan kualitas ulama. Baik kualitas keilmuan maupun kualitas teladan.
Baru bisa ceramah sedikit saja sudah disebut ustad, kyai bahkan mama ajengan. Ketika pulang haji gelarnya bertambah menjadi Kyai Haji. bahkan ketika sudah membeli gelar Doktor menjadi bertambah panjang lagi gelar-gelar elitisnya. Jadi terkesan terlalu murah pemberian gelar saat ini. Wibawa dan kekuatan ulama menjadi mudah dilecehkan orang banyak. Sudah saatnya gelar-gelar itu disimpan dan dipakai hanya dalam konteks akademik, karena akan menimbulkan menak-menak baru.
Islam pernah berjaya 700 tahun menjajah Barat, artinya saat itu pasti bangsa barat lebih bodoh dari umat Islam. Setelah itu ganti bangsa muslim yang dijajah barat, mereka jadi pintar dan umat Islam jadi bodoh. Keunggulan setiap bangsa sekarang adalah pada daya saing produktifitas, kualitas dan efisiensi kerjanya untuk menghasilkan manfaat dalam bentuk barang dan jasa. Kalau dakwah mau maju para mubaligh harus mengerti produktifitas, kualitas dan efisiensi kerja untuk membangkitkan semangat berbuat kebaikan sebab kebaikan adalah kebaikan produk barang atau jasa. Bentuk Dakwah Produktifitas, tahun 1991 sya sering mengadakan pelatihan Dakwh produktifitas bersama Industri. .
BalasHapus